http://i55.tinypic.com/1262osp.jpg Di Balik Gemerlap Hong Kong dan Pengaruhnya pada TKI/BMI 1

ADI AGEN RESMI CMP

ADI AGEN RESMI CMP

Senin, 21 Maret 2011

Di Balik Gemerlap Hong Kong dan Pengaruhnya pada TKI/BMI 1





Gemerlap Hong Kong
Gemerlap Hong Kong
Tak dapat disangkal bahwa Hong Kong menjadiimpian bagi para calon buruh migran/tkw baik dari Indonesia, Philipina , Thailand maupun Nepal. Saat ini BMI  (Buruh Migran Indonesia) menduduki peringkat paling tinggi sebagai buruh migran di Hong Kong. Di tempat kedua adalah Philipina , sementara lainnya adalah dari Nepal maupunThailand. Hal ini disebabkan Hong Kong memiliki standar gaji yang lebih tinggi dari negara-negara lain ,yaitu HK $ 3580 atau sekitar 6 juta rupiah lebih, serta memiliki aturan-aturan yang lebih melindungi kepada para buruh migrannya. Walau hal tersebut belum mampu memenuhi semua tuntutan –tuntutan dari para buruh migran terutama BMI , namun pada dasarnya pemerintah Hong Kongmempunyai perhatian yang khusus kepada kaum minoritas dan buruh.
BMI saat sholai Ied di Victoria Park
BMI saat sholai Ied di Victoria Park
Kehidupan Hong Kong yang identik dengan segala kebebasan ternyata banyak membawa pengaruh bagi para buruh migran termasuk BMI. Tak hanya pola pikir yang bisa berubah namun gaya hidup pun menjadi berubah. Ada berbagai dampak yang terjadi baik dari sisi negatif maupun sisi positifnya.Bagi yang dibekali dengan keyakinan dan iman yang kuat , bisa membawa diri dari segala pengaruh buruk. Tapi bagi yang lemah keyakinannya , tidak sedikit pula yang terjerumus dalam arus budaya modern Hong Kong yang bebas. Misalnya free sex, lesbianisme, atau terjebak dalam pengaruh minuman keras ,dsb.
BMI di Victoria Park
BMI di Victoria Park saat liburan
Banyak alasan yang menjadikan mereka berubah drastis. Ada yang kecewa dengan kekasih atausuaminya di rumah, stress menghadapi tekanandari keluarga yang selalu minta kiriman uang namun tak ada wujudnya di rumah, persoalan dengan majikan/pekerjaannya,dsb. Ketidak mampuan menerima kenyataanmenyebabkan mereka lari pada hal-hal yang dirasakannya mampu membuatnya bahagia, dan melupakan beban derita. Padahal semua itu hanya semu , namun mereka tak menyadarinya. Yang awalnya datang ke Hong Kong sebagai gadis lugu atau wanita alim, karena pengaruh lingkungan pergaulan bisa merubah menjadi sosok yang berbeda baik perilaku maupun penampilannya.
BMI mengikuti Training di GITC
BMI mengikuti Training di GITC
Sementara itu banyak juga yang pandai memanfaatkan segala fasilitas dan kebebasan di Hong Kong untuk mewujudkan cita-cita mereka. Meski memiliki masalah yang sama, mereka mampu memilah dan mengendalikan dirinya. Bergabung dalam aktivitas yang positif sebagai bentuk pelarian dari kesedihan, bisa membuatsemangat baru dalam hidup mereka. Ada yang aktif dalam organisasi-organisasi sosial, kegiatankeagamaan, kesenian, ketrampilan maupun pendidikan. Ada juga yang mencari kesibukan dengan mencari kerja tambahan yang disebut :part time atau berdagang . Untuk part time dan berdagang ini sebetulnya larangan bagi buruh migran, tetapi bagi yang pandai mencari peluang semua bisa diatasi. Meski harus kucing-kucingan dengan polisi dan petugas imigrasi, nyatanya kegiatan ini tetap berlangsung hingga sekarang.
BMI mengikuti kursus komputer di CA
BMI mengikuti kursus komputer di CA
Dibalik kebebasan Hong Kong dengan segala gemerlapnya yang bisa dinikmati para buruh, disisi lain ada juga beberapa BMI yang tak bisa menikmati semua itu. Mereka mendapat perlakuan yang tak adil, gaji di bawah standar serta tidak mendapatkan hak libur mereka tanpa uang pengganti. Mereka tidak berkutik karena telah menanda- tangani kontrak yang dibuat oleh PT mereka. Tidak berani mengadu karena di ancam majikan atau agency mereka, dan terkadang disertai penyiksaan pula. Beruntung jika mereka berani melaporkan pada polisi atau imigrasi , maka majikan dan agency akan dituntut ke pengadilan.
Sayangnya tidak semua BMI memiliki keberanian. Disaat menerima ketidak adilan , mereka hanya diam dan pasrah dengan alasan takut PT atau agency, karena mereka dianggap belum berpengalaman. Sebenarnya itu semua adalah permainan dari pihak PJTKI/PT dengan agency untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Akibatnya BMI dinilai rendah oleh orang- orang Hong Kong dan dianggap mudah dibodohi, meski dibayar separuh diam saja. Padahal pemerintah Hong Kong telah menetapkan gaji standar tersebut di atas. Jadi siapa sebenarnya yang menghancurkan citra BMI/TKI ? Dan kenapa BMI begitu penakut ,sehingga tidak berani membela haknya?
Masih banyak permasalahan yang dihadapi BMI baik yang di Hong Kong mupun yang bekerja di Negara-negara lainnya. Berbagai aksi dan tuntutan telah dilakukan pada pihak yang berwenang, namun nyatanya begitu lambat penanganannya. Terlepas dari gaya hidup BMI yang berubah maupun yang tetap sederhana, mereka semua telah berjasa bagi devisa Negara. Sepantasnyalah pemerintah berupaya meningkatkan mutu dan kualitas tenaga kerjanya, bukan hanya meningkatkan kuantitasnya. Apalah artinya meng ekspor tenaga kerja sebanyak-banyaknya jika dihargai rendah? Permasalahan utama masih ada di dalam negeri, mulai dari skill calon TKI, kejujuran PJTKI, asuransi untuk TKI, penanganan administrasi yang benar, hingga pemberangkatan dan kepulangan TKI yang aman dari pungli atau sejenisnya. Semoga ini bisa jadi bahan pertimbangan dinas-dinas terkait urusan TKI, dan bisa jadi gambaran bagi calon-calon TKI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar