http://i55.tinypic.com/1262osp.jpg

ADI AGEN RESMI CMP

ADI AGEN RESMI CMP

Kamis, 06 Januari 2011

Buku Harian Alam
Wahai mahluk tuhan
Waktu itu..aku masih berdiri di depan
Melambaikan daunku pada insan yang menyapaku
Lalu aku bermain dengan sang surya
Hingga nafasku…nadiku..jiwaku…
Kuberikan kepada sesama
Mahluk tuhan

Wahai mahluk tuhan
Waktu itu….
Aku masih membiarkan angin yang pucat
Mengajak daunku melayang ….jauh
Kemudian jatuh
Di dipan dua anak adam
yang sedang berlindung dalam nyamannya dekapanku

Suatu saat..mereka datang padaku
Aku kira mereka sayang padaku….

Wahai mahluk tuhan
Tahukah kau?
Dengan nyamannya mereka membelaiku dengan belatinya yang tajam
Kenapa tak sekalian saja kau mengusikku dengan deru mesin setan
Yang memblah tubuhku jadi dua
Kemudian menyuruh sang merah menyelimutiku dengan baranya
Hingga akar-akarku mati…
Daun-daunku lenyap
Aku jatuh…luruh…

Wahai mahluk tuhan
Tidak-kah kau lelah sepertiku
Hentikan sekarang!
Biarkan aku-aku yang lain ada
Dan biarkan gergaji, prajurit besi, dan api-api tu tiada

Wahai mahluk tuhan
Rawat aku sepertiku kan merawatmu
Jaga aku sepertiku kan menjagamu

Karena kita sama-sama…
Mahluk Tuhan…



Selimut mimpi dalam buaian lembut doanya

Perempuan ini…..terduduk dalam lelah
diantara tumpukan sampah yang semakin menggunung melimpah ruah
Menahan kantuk yang semakin merasuk
Menepis nyamuk yang tak jua mau berembuk
mengipasi sang bujang belia yang terlelap dalam dinginnya malam,
menyelimuti mimpi dalam buaian lembut doanya
Tidurlah anakku….agar esok dapat kau temani pagi menyambut hari baru….”

Perempuan ini.......
terbangun awal saat matahari masih enggan bersurya
saat azan subuh memecah keheningan malam yang kelam
saat manusia masih terlena dalam fana
lalu ia bangunkan si bujang….
agar pergi berlayar meninggalkan bilah kayu dermaga …..
Lekas bangun nak…sudah pagi”
Lekas bangun nak…lalu sembahyang”
Lekas bangun nak….kamu harus sekolah”
Lekas bangun nak…kamu harus pintar, agar dapat menghitung koran bekas yang kita jual, agar tahu berapa ongkos ke Jakarta,
agar bisa bangun gedung-gedung tinggi, dan punya mobil yang lampunya menyala-nyala
…….seperti di telenovela”


Perempuan ini……
Bersimpuh di sajadah sederhana
dalam balutan kain putih hatinya yang tak bernoda
ia lantunkan seribu doa…
tentang ia dan si bujang
tentang sekarang dan yang akan datang


ada kendil menyala terang di dipan reot hatinya
ada bulir kehidupan terjatuh di wajahnya yang keriput termakan usia
ada ketegaran dan kekuatan
ada kesungguhan dan keikhlasan
ada kelembutan dan ketegasan
ada keabadian…..
atas cinta kasihnya….
Yang tak mati-mati…………

Door Duisternis Tot Licht…..
(Habis Gelap Terbitlah Terang)

Seperti Adipati Sosroningrat yang kegirangan
Jepara juga ikut terkesan
lahir bidadari kecil nan rupawan
di balik bilik tangisan pecahlah kesunyian
Gaduh…gemuruh
Kartini namanya!!”

Seperti kupu-kupu yang bermetamorfosis
Sayapnya berkembang menawan
Feodalisme bukanlah lawan tandingan
Kasta hanya jembatan kehancuran
Sehari pingitan seabad kebebasan
Kami juga bisa maju..!!!”

Seperti mendung yang tak bertuan
Odysseus kehilangan sang Penelope pujaan
Abu kelabu..hitam kelam
Kartini kembali menghadap Tuhan Alam

Indonesia berduka…pedih mendesis
Hilang putri bermahkota keanggunan
Matikah kartini?Tamatkah?Habiskah?
Lalu itu siapa?
Bukan Kartini kah?

Itu Kartini! Yang disana!!
di dalam jiwa Saur Marina Manurung yang mendidik suku anak dalam
di dalam raga Lisa Rumbewas yang kuat mengangkat beban
di dalam semangat Moeryati Sudibyo yang membawa kesejajaran
di dalam otak Pia Alisyahbana yang tak berhenti berpacu maju berjalan
di dalam kecantikan Dian Satrowardoyo yang begitu menawan!!!
Itu kartini juga kan ??

Seperti epilog-epilog yang bernyanyi
layar panggung terbuka lebar
Saat simfoni mengalunkan opera milik Giacomo Puccini
Indonesia kembali gemuruh
Bertepuk riuh
Kartini belum mati !!

Ia masih ada dalam ketulusan
Dalam kecerdasan dan kekuatan
Dalam keanggunan dan kejujuran
Dalam kepercayaan
Bahwa setiap habis gelap….
Pastilah ….
Ada…
Terang…..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar